Sunday, November 17, 2013

Kebetulan

Saya tidak pernah percaya kebetulan sampai saya mendengar cerita tentang salah satu kawan saya yang baru-baru ini meninggal di Tanah Suci saat melaksanakan ibadah haji. Tapi ini bukan soal dia kebetulan meninggal di Tanah Suci, tapi larena apa yang menimpanya memang adalah sebuah kebetulan yang sangat nyata.

Jadi begini ceritanya. Beberapa minggu yang lalu saya mendengar kabar bahwa kawan saya ini meninggal setelah tertimpa tandu ketika tawaf mengelilingi Ka'bah. Seperti yang kita ketahui ada beberapa jama'ah haji yang sudah kelewat uzur untuk melaksanakan ibadah haji sehingga harus membayar orang untuk menandunya setiap saat, bahkan ketika tawaf. Tapi apa peduli saya soal tandu-menandu ini.

Sebenarnya kawan saya ini adalah satu dari sekian banyak orang yang ketika muda dulu sepertinya tidak akan mampu pergi haji seberapa keraspun dia berusaha bekerja. Semua ciri orang gagal ada padanya mulai dari pemalas, pembohong, dan kata-kata lain yang mungkin terlalu kasar diucapkan kepada orang yang sudah meninggal. Tetapi memang begitulah keadaannya. Sewaktu kecil dia juga termasuk anak yang jahil. Dia selalu mengerjai anak lain yang lebih lemah darinya. Seperti Paimin misalnya, tidak pernah lepas dari kejahilannya. Pernah satu kali dia menggunting rambut Paimin dari belakang ketika pelajaran sedang berlangsung. Paimin yang merasakan ada sesuatu yang bergerak di belakang kepalanya pun sontak berbalik dan menyadari bahwa kawan saya ini memegang gunting di tangannya. Alhasil Paimin pun memiliki pitak sebesar jempol kaki di kepalanya.

Namun saat dewasa kawan saya ini cukup beruntung. Berkat keahliannya bersilat lidah dia berhasil merebut hati anak Wak Haji Darman dan menikahinya kurang dari setahun setelah berpacaran. Kata orang-orang pernikahannya diaksanakan buru-buru karena anak Wak Haji Darman sudah keburu "berisi" sebelum akad nikah dilangsungkan. Dan jadilah kawan saya ini menantu juragan kopra. Hidup enak, makan cukup, istri cantik, dan yang utama tidak perlu susah payah bekerja alias ongkang-ongkang kaki saja di rumah.

Tapi ternyata kawan saya ini selain pemalas juga culas. Setelah beberapa tahun menikah, dia dipercayakan untuk mengelola seluruh usaha Wak Haji. Tetapi dia kemudian kabur membawa lebih dari separuh modal dari Wak Haji Darman bersama istri mudanya.

Sepertinya kita sudah terlalu jauh melenceng dari topik. Kembali ke soal kematian kawan saya ini. Sepertinya memang kebetulan terjadi secara beruntun di waktu itu. Jadi ketika sedang melakukan tawaf, kawan saya ini tiba-tiba  diseruduk dari belakang oleh seseorang yang ternyata adalah Paimin yang pada waktu itu tersandung oleh kaki seorang jama'ah lain yang adalah ternyata istri tua dari kawan saya ini. Akibat diseruduk dari belakang, kawan saya jatuh terjerembab dan ditabrak oleh seorang pemanggul tandu yang terlalu terkejut untuk menghindar dan akhirnya melepaskan tandu yang dipanggulnya untuk menjaga keseimbangan. Akibatnya, tandu yang terlepas ini jatuh tepat mengenai kawan saya yang masih tengkurap di tanah. Tandu itu jatuh di belakang kepala kawan saya yang menyebabkan kawan saya ini meninggal seketika. Penumpang tandu yang jatuh tersebut tidak mengalami luka sama sekali. Hanya sedikit kaget karena ternyata tandu yang ditumpanginya jatuh menimpa mantan menantunya yang kabur beberapa tahun yang lalu. Ya, penumpang tandu itu adalah Wak Haji Darman yang sedang menunaikan ibadah haji bersama anaknya yang adalah mantan istri kawan saya.

No comments: