Kalau merdeka sudah jadi kewajiban, harusnya bukan merdeka lagi dong. - Dewi Lestari
FREEDOM! - William Wallace
Ya, judulnya "merdeka". Memang bulan Agustus masih lama. Tapi apa salahnya saya bercerita sedikit tentang apa yang saya pikirkan? Apalagi bukan sebuah dosa untuk bercerita tentang kemerdekaan di luar bulan Agustus.
Apa itu merdeka? Kenapa orang harus merdeka? Dan apa betul kita sudah merdeka?
Sore ini saya berdiskusi dengan seseorang (untuk tidak menyebutnya pacar saya dan membuat kalian iri). Ya, pacar saya kali ini bisa diajak berdiskusi yang lumayan berkualitas. Instead of saying, "aku sayang kamu", "jangan tinggalkan aku", "dan "malam minggu nanti kita kemana" seperti kebanyakan pasangan lain, kami memulai pembicaraan dengan frase - frase "kupikir pemikiran seperti ini...", "sistem politik negara kita itu....", dan lain - lain yang menurut kami tidak penting tapi tetap kami bahas. Seperti semalam setelah kami ribut membahas Hitler di malam minggu, kami sadar Hitler dan malam minggu itu bukan kombinasi yang baik.
Tapi saya menulis kali ini bukan mau membahas tentang hubungan kami. Jadi, mari kita lanjutkan saja sebelum saya melenceng terlalu jauh.
Apa itu merdeka?
Definisi KBBI tentang merdeka adalah : mer.de.ka
[a] (1) bebas (dr perhambaan, penjajahan, dsb); berdiri
sendiri: sejak proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 itu, bangsa kita sudah
--; (2) tidak terkena atau lepas dr tuntutan: -- dr tuntutan penjara
seumur hidup; (3) tidak terikat, tidak bergantung kpd orang atau pihak
tertentu; leluasa: majalah mingguan --; boleh berbuat dng --
Menurut saya, kemerdekaan itu tentang melakukan sesuatu secara bebas dan tanpa tekanan. Tapi kemudian selalu ada orang lain yang hidup di sekitar kita yang juga ingin merdeka. Maka dalam setiap praktek penggunaan kemerdekaan ini, kita juga harus melihat apa kita melanggar kemerdekaan orang lain atau tidak.
Banyak definisi tentang kemerdekaan, tapi saya tidak mau menjadi profesor ahli bahasa disini. maka mari kita lanjutkan kepada apa yang ada dalam pikiran saya malam ini setelah berdiskusi dengan "seseorang" yang tadi itu.
Kenapa orang harus merdeka?
Kenapa harus? Ya daripada ditindas, mending merdeka. Tapi kenapa harus? Bukannya keharusan berarti pemaksaan? Bukannya memaksa dan merdeka itu adalah 2 terma yang bertolak belakang? Mengapa terpaksa merdeka? Bukankah keterpaksaan berarti ketidakmerdekaan?
Sama seperti di Indonesia. Dalam Undang - Undang dijelaskan bahwa seluruh warga negara memiliki kebebasan dalam memeluk agamanya masing - masing. Tetapi (ada "tapi"nya), harus termasuk dalam agama - agama yang tercantum di Undang - Undang tersebut. Dan juga tidak dibolehkan untuk tidak memeluk agama. Tunggu dulu. Sepertinya ada yang salah disini. Bebas artinya kan semau gue. Jadi harusnya mau agama apa saja, atau tidak beragama sekalipun tidak apa - apa. Tapi kenapa dibatasi cuma beberapa agama saja? Atau kenapa tidak boleh tidak memilih? Bukannya tidak memilih pun adalah sebuah pilihan? Lalu dimana kebebasannya?
Pada masa Orde Baru ada wacana tentang Kriminalisasi Golput (golongan yang tidak berpartisipasi dalam pemilu) yang juga sempat mewacana kembali di tahun 2009. Bahkan salah satu kelompok agama sempat mengeluarkan fatwa haram golput. Lalu kembali kita berpikir, bukankah berpartisipasi dalam pemilu itu adalah hak dan bukan kewajiban. Maka tidak sepantasnya orang melarang orang lain untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Kalau memang tidak ada yang dirasa pas, maka tidak apa - apa tidak memilih. Melarang apalagi sampai mengkriminalisasi para golput adalah sebuah pelanggaran terhadap kebebasan dalam memilih.
Masih banyak contoh lainnya yang terlalu panjang jika kita harus bahas satu - persatu.
Apa betul sekarang kita sudah merdeka?
Pemikiran tentang ini masih terus berlanjut sampai pada saat saya menulis tulisan ini. Benarkah kita merdeka? Masih ingat bagaimana warga Mesuji dibunuhi karena tidak boleh memiliki lahan nenek moyang mereka? Masih ingat kerusuhan di Rumbia, Bombana akibat perebutan lahan tambang? Itukah ciri kemerdekaan? Bagi saya, kemerdekaan berarti kedamaian. Jika kita belum merasa damai, maka kita belum merdeka. Kemerdekaan semu yang dibungkus kepalsuan harus segera kita akhiri. Rakyat harus melawan. Seseorang harus bergerak. Semua orang harus disadarkan bahwa kita sedang tidak baik - baik saja.