pendidikan tidak pendek. atau dalam bahasa resminya disebut pendidikan tinggi. pendidikan tinggi ini sangat penting kedudukannya dalam departemen pendidikan. bahkan ada direktorat hjenderal khusus untuk menangani bidang ini. namanya Ditjen DIKTI.
tidak. dalam tulisan ini kita tidak akan membahas tentang kinerja dikti sampai dimana. bukan juga membahas UU BHP yang masalahnya belum selesai2. di tulisan ini saya ingin membahas yang lebih kecil daripada itu semua. karena kata AA Gym, mulailah dari yang kecil - kecil.
saya hanya ingin membahas tentang TRI DARMA PERGURUAN TINGGI.
tri darma perguruan tinggi ini terfiri dari :
1. pendidikan
2. penelitian
3. pengabdian pada masyarakat.
semua mahasiswa pasti tau ini. hapal di luar kepala pastinya. tapi apa benar hapal aplikasi dari tri darma ini?
hmmm......
kyknya tidak.kebanyakan dari mahasiswa ini sudah dicekoki pahaman birokrat yang mengkerdilkan tri darma ini.
memangkas pendidikan hanya menjadi aktifitas kuliah saja. memotong kaki penelitian menjadi hanya mengerjakan skrisi saja. dan mengkandangkan pengabdian pada masyarakat di dalam lembaga KKN. dengan kondisi yang seperti ini, kehidupan perguruan tinggi menjadi sangat monoton. tanpa dinamika yang berarti dalam kehidupan sehari harinya.
bagaimana mungkin pendidikan yang sangat luas cakupannya hanya menjadi aktifitas kuliah. itupun kebanyakan hanya mendengarkan ceramah dosen dan ujian di akhir semster. soal - soalnya pun diambil dari diktat yang dijual pribadi oleh dosen. dan jaminan kelulusan diberikan kepada orang - orang yang membeli diktat.
begitu juga denganpenelitian alias kerja skripsi. kebanyakan orang hanya mengambil skripsi tinjauan pustak. hanya sedikit yang mencoba melakukan penelitian. itupun klo ada yang berani pasti karena sudah ada judul dan bahan yang diambil dari universitas lain klo kebetulan ada kenalan disana. yah, semua "bisa" klo ada "kemauan". akhirnya yang ada hanya skripsi hasil plagiat dari karya orang.
belum lagi KKN yang merupakan pengejawantahan birokrat universitas tterhadap pengabdian masyarakat. tidak mungkin dalam 40 hari orang - orang dapat melakukan pengabdian secara tunttas di masyarakat. karena hal ini dipahami mahasiswa kebanyakan hanya sebatas aktifitas untuk menggugurkan kewajiban saja. terbukti dengan banyaknya keluhan homesick dari mahasiswa peserta KKN. belum lagi penganggaran dana yang tidak transparan dari penyelenggara KKN. sehingga KKN ini disinyalir hanya proyek universitas untuk mendapatkan dana tambahan korupsi saja.
carut marut pendidkan hari ini seharusnya tidak bisa lagi ditolerir oleh semua kalangan. tpai kenapa semua orang menututp mata?
bayangkan saja ketika mahasiswa baru masuk dan didoktrin hanya untuk mengikuti kegiatan perkuliahan dan ketika sampai waktunya, maka harus KKN dan menyelesaikan skripsi. dikarbit untuk menjadi birokrat baru yang mencekoki hal yang sama kepada generasi mendatang. bahkan bisa saja lebih buruk.
pengkerdilan yang seperti ini sangat tidak baik untuk generasi kita. karena pada akhirnya tri darma yang seharusnya bertujuan mulia ini menjadi hanya sebagai aktifitas pengguguran kewajiban. bukan sebagai program mendidik yang diharapkan dapat menarik minat peserta didik untuk dapat melanjutkan program ini setelah selesai dalam proses pendidikan di universitas.
semoga ada perbaikan dalam aplikasi tri darma perguruan tinggi ini. semoga ada peninjauan kembali terhadap pengaplikasian ini. agar kekerdilan pemahaman ini tidak terjadi secara berkelanjutan.
DEMI PENDIDIKAN YANG LEBIH BAIK.
DEMI INDONESIA YANG LEBIH BAIK....